Tulisan ini menjadi Penggembira dalam kontes blok aku dan PLN,..tulisan pemenang bisa dilihat di bawah
" Lembaga apapun dan dimanapun, pasti memiliki kekurangan. Yang membedakan adalah bagaimana mereka menggali kekurangan dan mengatasinya "
“ Ibu! Saya pinjam uang dulu ya, PLN mengadakan pemasangan gratis bagi warga miskin. Tapi yang gratis sudah habis, jadi harus membayar kurang lebih Rp 600.000,00 “
Saya terpana,… hari gini, di tengah
kota Makassar yang metropolis, ada warga yang belum terjamah listrik? Atau lebih tepat jika dikatakan, “Belum mampu
memasang listrik?”
Namun, kata gratis ini telah mengembangkan senyum di bibir saya. Lembaga
apapun dan dimanapun, pasti memiliki kekurangan. Yang membedakan adalah
bagaimana mereka berusaha menggali kerkurangan tersebut. Kemudian sebesar apa
keinginan untuk mengatasi keluhan-keluhan yang timbul.
Dan
merupakan kesempatan emas, ketika PLN yang bekerja sama dengan BLOGdetik memberikan
tempat untuk menuliskan “Aku dan harapanku kepada PLN “. Demi sebuah sumbangsih untuk negara, demi kebersamaan, saya tuliskan “3 dalam 13” dengan harapan menjadi
bahan pertimbangan dari rakyat. Semoga bermanfaat.
Saat ini saya merasakan kemajuan dalam tubuh PLN. Terutama yang berhubungan dengan
birokrasi. Pernah saya harus membayar tunggakan, karena pengontrak rumah
sebelum saya menunggak 8 bulan. Tetapi semua bisa selesai dalam satu hari.
Demikian pula bibi yang saya ceritakan di atas, meminta sambungan hanya dalam
beberapa jam saja
Namun, ada ketidaknyamanan yang langsung saya rasakan, walau hanya tiga masalah. Dari tiga hal ini
berkembang menjadi 13 harapan. Meskipun saya yakin, beberapa diantaranya telah dilakukan oleh PLN, Jika memang telah dilakukan
, tentu saja peningkatan frekwensi dan kualitaslah
yang menjadi
harapan.
3 Ketidaknyamanan itu adalah :
#1.
Pemadaman Bergilir.
Merupakan sebuah kesetimbangan alam, jika pertambahan
penduduk (pengguna PLN ) yang tidak
dibarengi dengan pertambahan sumber energi yang kontinyu, serta infra
struktur yang kuat, akan menimbulkan kekurangan. Bahkan menurut Hambali dan Hendroko, 2002. Penurunan jumlah cadangan minyak yang disertai penurunan produksi minyak mencapai 10% pertahun disini
PLN mengatasi kekurangan jangka pendek dengan pemadaman bergilir. Meski
pemadaman bergilir ini tampak sederhana, tetapi akibatnya luar biasa. Bagi
masyarakat juga
bagi para
pelaku industri. Terutama bagi indusri mikro (home ndustri), dimana penghasilan
pelaku industri tersebut 100% berasal dari sana.
Harapan atas pemadaman
bergilir adalah
1)
#Adanya Target
Jika PLN berani menargetkan penurunan
pemakaian BBM hingga 11,12% pada tahun 2012 (dari 21,2% menjadi 10%) sumber berita dari sini , maka tidak
berlebihan jika saya berharap PLN membuat target pula untuk pemadaman bergilir.
Sebuah target yang dibuat berdasar
hitungan yang matang, bahwa pada tahun “X” Indonesia akan bebas dari pemadaman
bergilir. Setidaknya pemadaman bergilir mempunyai tangga penurunan yang telah
di rencanakan,
misalnya tahun pertama 20%, tahun kedua 30% dst.
Tidak mudah
memang, tetapi dengan
kesungguhan dari jajaran PLN yang bersih, bersama dukungan penuh dan harapan dari masyarakat, PLN pasti bisa!
2)
# Sosialisasi khusus untuk Industri Kecil dan Mikro.
Meskipun sektor industri besar jauh lebih terpukul dengan pemadaman bergilir.
Tetapi mereka juga mempunyai ketahanan yang lebih daripada masyarakat umum. Hal
itu disebabkan mereka memiliki manajemen yang terstruktur dengan baik, serta SDM dan planning yang
telah di tetapkan dengan matang.
Disamping itu
mereka juga akan mendapat pemberitahuan jadwal pemadaman secara khusus dari PLN .
Tetapi
bagaimana dengan industri mikro? Bagaimana dengan nasib para pelaku usaha di
bidang “Home industri?” Meskipun secara perseorangan sumbangan mereka terhadap
perekonomian kecil. Tetapi secara nasional dan global mereka paling tahan
terhadap krisis. Seperti pada tahun 1997 ketika Indonesia diguncang krisis moneter, dimana banyak Industri besar tumbang, Industri mikro relative stabil. sumber disini
Tetapi
sayang, para pelaku industri mikro ini masih terabaikan dalam sosialisasi
jadwal pemadaman. Artinya mereka tidak mendapat informasi khusus, sebagaimana
pelaku industri besar. Padahal pelaku home industri mempunyai etos kerja yang
sangat tinggi,
dan bergantung penuh secara finansial kepada usaha mereka. Sehingga pemadaman listrik yang hanya beberapa jam, bisa
mempunyai dampak yang sangat besar.
Alangkah
bergunanya bagi pelaku industri mikro, jika mereka mendapatkan sosialisasi khusus.
3)
# Jadwal yang mudah dihafal (waktu dan interval yang
sama)
Ketika masyarakat
mengetahui masalah-masalah yang dihadapi PLN . Kemudian melihat upaya nyata atau
kesungguhan dari PLN, tentu keikhlasan akan terbangun. Tetapi sosialisasi melalui
Koran, atau media yang lain, belumlah cukup. Karena belum tentu sampai kepada
rakyat.
Akan
mendidik kesiapan pelanggan, jika PLN melakukan pemadaman bergilir dalam
waktu-waktu yang sama, dengan interval yang sama. Demikian juga ketika PLN
telah sanggup mengatasi kesulitan dan melakukan pengurangan pemadaman bergilir.
Pengurangan dilakukan dalam waktu yang
sama dan interval yang sama.
Dengan
harapan masyarakat mampu bersosialisasi atas pemadaman itu pada diri mereka sendiri.
4)
#Membentuk tim sukarelawan.
Sesungguhnya
masyarakat Indonesia, tidak bodoh dan tidak buta. Bahkan cenderung ringan
tangan. Terbukti dengan adanya polisi cepek, koin Prita, honorer bergaji rendah yang loyal berkerja bertahun-tahun.
Sehingga bukan hal
mustahil bagi PLN untuk membentuk volunteer bagi sosialisasi di tiap daerah,
hingga ke lingkup RT. Informasi dari mulut ke mulut terbukti lebih efektif
daripada info di Koran.
Dengan
sampainya informasi pemadaman kepada masyarakat, diharapkan kekecewaan yang sebagai
dampak pemadaman bergilir bisa dikurangi.
#2. Finishing Yang Tidak Sempurna dan Pemeliharaan
infrastruktur (Galian, kabel dan
tiang listrik)
Ketidaknyamanan
kedua ini sering terasa lebih menganggu oleh tumpang tindihnya proyek antar PLN dan PDAM. Terutama atas galian tanah. Misalanya : Belum beberapa hari
masyarakat lega dengan selesainya galian PLN, PDAM sudah menggali pula ditempat
yang tidak terlalu jauh. Seolah–olah pekerjaan gali-menggali ini tidak ada
habisnya.
Demikian juga
atas galian tanah yang dikerjakan dengan setengah hati, sering membuat gundukan
melintang di jalan. Selain mengurangi estetika mata, juga menambah kemacetan dan rawan terjadi
kecelakaan. Pada akhirnya, waktu tersita
dijalan dan produktifitas berkurang, belum lagi keselamatan pengguna yang
terabaikan
Selain
itu kabel-kabel tranmisi yang terpasang rendah, dan tak jarang nampak kendur, memunculkan
pertanyaan. Benakah kontraktornya professional? Benarkah kontraktornya tidak
asal comot. Atau adakah sesuatu beramain didalamnya?
Harapan atas finishing
yang tidak sempurna dan pemeliharaan adalah
Beberapa harapan disini telah dilakukan oleh PLN. Namun menjadi suatu harapan agar
PLN meninjau kembali pelaksanaanya, supaya keluhan atas finishing pekerjaan ini mampu
ditekan seminim mungkin
5)
# Lebih Terbuka dan Selektif
Memilih
patner kerja dengan lebih trasparan dan terbuka, yang dinilai berdasarkan
pencapaian-pencapaian yang telah dilakukan oleh kontraktor sebelumnya. Jadi standart kompetisi
untuk mendapatkan tender, tidak hanya mengacu kepada harga yang kompetitif,
tetapi juga hasil kerja dan finishingnya. Sehingga tidak menjadi bumerang bagi PLN di kemudian hari.
6)
# Pantauan yang Konsisten
Selalu mengadakan pantauan terhadap hasil
akhir kerja patner (kontraktor) dan memberlakukan sangsi kepada mereka yang
tidak tuntas dalam mengerjakan tugasnya. Atau sangsi yang dikenakan kepada petugas PLN yang bertugas
memantau, jika terdapat kelalaian dalam tugasnya.
Sebagai pengelola
listrik tunggal PLN harus bersikap tegas terhadap kepada kontraktor yang
bersikap setengah hati.
7)
# Stimulus dan Sangsi Patner.
Memberikan
kompetisi aktif kepada patner kerja PLN, sehingga tercipta suasana saling
bersaing yang positif antar patner, Yang
pada akhirnya merangsang mereka untuk memberikan yang terbaik.
Selain kompetisi hendaknya
PLN memberikan sangsi kepada Patner dengan kondite buruk.
Diharapkan
dengan kompetisi, dan sangsi, hasil mereka jauh lebih bagus dan lebih dapat dirasakan
oleh masyarakat.
8)
#Memberikan Pelatihan Kerja.
Secara
akademik dan teori, tidak ada yang meragukan kemampuan jajaran Tim kerja .PLN
Tetapi demi penghematan dan efisiensi, ada kalanya PLN melimpahkan pekerjaan
kepada pihak swasta. dimana pihak swasta membagi kembali pekerjaan dalam
sub-sub bagian yang lebih kecil.
Alangkah
baiknya jika PLN “tetap” memberikan kepada mereka pelatihan-pelatihan, terutama
yang menyangkut hal-hal kecil yang seringkali mengacam keselamatan pelanggan.
Misalnya kabel yang terlalu rendah.
9)
#Melakukan Koordinasi Lapangan dengan instansi yang
berkepentingan sama
Mungkin ini
sulit dilakukan, tetapi bukan tidak mungkin. Koordinasi yang baik dengan
pihak-pihak terkait (PDAM, TELKOM) atau pihak manapun yang berurusan dengan galian. Koordinasi akan
mempersempit ruang yang tumpang tindih (mungkinkah ketika lewat jalur
yang sama dimasukkan dalam satu lubang ?)
10) #Sukarelawan
Selalu ada
sukarelawan untuk sesuatu yang manfaat. Sebagaimana Jokowi dan Ahok yang menuai
ratusan relawan, baik di berbagai jejaring sosial maupun mereka yang mau terjun
langsung.
Maka tidak
ada salahnya
membentuk tim relawan dalam memantau para pekerja lapangan. Tim relawan bisa diambil dari penduduk sekitar proyek dilaksanakan.
Menyosialisasikan
kepada mereka untuk melaporkan jika nampak ketidaktuntasan dalam pekerjaan yang
mengganggu masyarakat (tumpukan galian). Ataupun hasil kerja yang mengancam keselamatan
masyarakat.
Disamping
efektif memantau hasil kerja, sukarelawan tersebut juga bisa digunakan untuk
memantau keberadaan sarana dan prasarana yang sudah tidak layak. Misalnya kabel
terkelupas, yang bisa menimbulkan arus pedek (menyebabkan kebakaran),
Tetapi tentu saja pengaduan bagi relawan ini
dibedakan jalurnya dari jalur pengaduan biasa.
Dengan pemantauan yang berlapis-lapis
seperti ini diharapkan segala praktek korupsi kolusi dan nepotisme mampu di
tekan.
11) # Pembersihan
kearah dalam.
Menempatkan
aparatur yang bersih, dengan pemantauan kedalam (SDM PLN) terhadap
berbagai transaksi. Terutama dalam melaksanakan lelang proyek. Termasuk
memberikan sangsi yang tegas bagi mereka yang terbukti melakukan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Ketika suatu instansi menemukan praktek KKN dalam jajarannya, bukan
sesuatu yang memalukan, tetapi justru menunjukkan “Seberapa besar” niat dari instansi
tersebut untuk membersihkan jajarannya.
Sangsi tidak hanya menjadi efek jera bagi SDM yang nakal, tetapi juga memupuk
kepercayaan masyarakat.
# 3. Tarif yang merakyat
Ketidaknyamanan yang ketiga adalah
tarif yang meroket. Namun demikian, sudah dapat di pastikan masalah tarif tidak
hanya masalah
rakyat. Tetapi merupakan masalah bagi besar bagi PT PLN Persero. Karena sebuah kenaikan
membutuhkan proses berbelit yang tentu memusingkan.
Membanggakan sekali bahwa PLN juga telah berusaha
menekan harga, dengan mencoba berbagai sumber bahan bakar alternative. Tidak hanya karena
persediaan menipis, tetapi juga karena tuntutan kebutuhan yang semakin
membesar.
Beberapa upaya membanggakan dari PLN yang
wajib diacungkan jempol dan didukung
- Telah
diadakan riset untuk menggunakan matahari sebagai sumber bahan bakar
alternatif, bahkan di kabupaten Kapuas pada tiga kecamatan daerah tertinggal telah dibangun PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), sumber disini . PLN juga sukses mengoperasikan PLTS terbesar di Morotai dengan dana yang besar pula 29 milliar Dan saat ini sedang diadakan penjajakan untuk daerah Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara
Barat.sumber disini. Cepat atau lambat dengan adanya PLTS ini masalah pemerataan listrik di daerah terpencil akan teratasi.
- Pada pertengahan Agustus
PPLTD Sumbawa telah mencoba menggunakan Minyak Jarak sebagai campuran solar
pada PLTD (pembangkit Listrik Tenaga Diesel), mampu menghemat biaya hingga
20-30 %. Sumber disini
- PLN juga telah menjajaki kemungkinan menggunakan sampah sebagai bahan bakar, dengan menggandeng ITB sebagai Patner di sini
Saya yakin jika di gali masih
kemungkinan-kemungkinan yang bisa digunakan untuk menurunkan tarif dalam
jangka panjang, salah satu diantaranyaadalah biodiesel berbahan minyak karet disini
Tidak ada sesuatu yang instan di dunia ini. Demikian
juga dalam perubahan untuk menggunakan sumber daya alternative. Selalu ada
biaya besar di awal. Misalnya penggunaan minyak jarak, Pada tahap awal
lebih mahal daripada menggunakan solar. Tetapi setelah mencapai pencampuran yang pas, penghematan mampu dilakukan. Ditambah lagi biaya untuk infrastruktur
baru yang akan dibangun.
Tetapi adanya riset yang berkesinambunganakan dan
kerja keras yang terus menerus, akan membawa PLN, pada penetapan tarif yang murah.
Harapan
untuk pengembangan ke depan
12) # Kurikulum Pendidikan
Diakui atau tidak, kekurangan dalam era ini adalah efek dari hasil kerja generasi yang lalu. Dan kerja keras kita sekarang akan dinikmati oleh generasi mendatang.
Jika tidak ingin anak cucu kita kehabisan sumber energi, pengenalan sumber daya alam dengan segala permasalahannya harus segera dilakukan.
Pemerintahan Jepang dalam pengenalan sumber daya alam kepada generasinya mengemukakan bahwa “Jepang adalah negara yang
miskin” ditambah dengan tragedi bom yang menghanguskan Hirosima dan Nagasaki membuat negara semakin terpuruk. Jiwa patriotisme dan kesadaran kehidupan bernegara telah di pupuk sejak dini.
Dampaknya
generasi muda mempunyai semangat yang sangat tinggi untuk keluar dari
kemiskinan. Maka tak heran jika kemudian Jepang termasuk dalam Macan Asia
Sedangkan
di Indonesia lebih sering diutarakan bahwa Indonesia gemah ripah loh jinawi,
atau Indonesia adalah kolam susu. Alangkah seimbangnya jika juga diutarakan
kepada mereka, daerah terpencil dengan realita sebaliknya (daerah kekurangan)
Jika
permasalah sumber daya energi yang menipis dan tantangan ke depan telah
dikenalkan sejak dini (SD). Maka bisa diharapkan tercipta generasi penerus yang
militan. Bukan mustahil tercipta generasi-generasi riset dengan dedikasi tinggi dan generasi pengelola sumber daya alam yang handal
13) #
Mengenalkan PLN sejak dini.
KPK
telah menggandeng FPBA (Forum Penulis Bacaan Anak) untuk meluncurkan "Tunas Integritas". Sebuah buku yang ditujukan untuk anak berusia 4-5 tahun, 6 seri cerita anak demi membentuk pola pikir sedini mungkin dalam
menangkal korupsi sumber disini
Maka
saatnya pula humas PLN melakukan gebrakan-gebrakan yang membangkitkan emosi
anak, Supaya di kemudian hari mereka mampu menjawab tantangan akan minimnya
sumber daya energi.