Judul
Buku : Mima dan Putri Jenna
Ilustrator : Inner Child Studio
Jenis : Fiksi Anak
Penulis : Fita Chakra
Penerbit : Tiga Ananda Solo
ISBN : 978-979-084-659-3
Isi : 64 halaman
“Semoga Mima
sekarang mengerti bahwa menjadi putri tak perlu penampilan yang mengesankan”
Gempuran
iklan, sinetron dan beberapa tayangan yang menampilkan wajah cantik, jika tidak
disikapi dengan benar, mampu menggeser pola pikir anak. Menjadi tanggung jawab
kita bukan?
Membangun
percaya diri pada anak bukanlah hal yang mudah. Karya Fita Chakra yang berjudul
Mima dan Putri Jenna ini, bisa menjadi peta bagi anak-anak untuk mengartikan
kata cantik.
Novel ini
dimulai dengan hadirnya undangan dari Tara, untuk Mima. Lembaran cantik yang membawa
masalah. Memakai baju apa? Dan membawa kue apa? Karena Tara mengharuskan
peserta membawa kue dan mengenakan gaun unik. Tidak sekedar mengenakan tetapi
juga dilombakan.
Mima
memiliki rambut keriting. Pemberani dan tidak takut kotor. Karakter mandiri yang sesungguhnya sudah
“cukup” untuk menjadi percaya diri. Namun Fita berhasil membidik sisi lain.
Sisi yang sering menjadi barometer bagi
anak baru gede, yaitu penampilan.
Kemandirian
Mima saat ditinggal sendiri di rumah, hingga mencari boneka di gudang penuh
laba-laba, mampu memberikan gambaran siapa Mima. Digudang itulah Mima
bertemu Putri Jena. Seorang Putri dari Negeri Mimpi. Putri yang keluar dari
halaman diary milik bundanya.
Sebuah
tantangan manis disuguhkan Fita dalam pilihan sulit. Ketika Mima sudah
mendapatkan solusi masalah baju, muncul Andini dengan permasalahannya. Hingga
Mima merelakan uang tabungannya untuk
Andini.
Disini
seorang anak diajarkan untuk berbuat baik dalam segala keadaan. Dalam keadaan
terjepit, hingga merelakan impiannya. Namun selalu ada jalan untuk setiap
masalah. Meski solusi melibatkan campur tangan Tante Sekar (orang dewasa).
Namun ide dan kreatitifitas tetap dilakukan oleh Mimma dan Putri Jenna.
Fita juga
mengusung sisi tradisi. Awal membaca saya memprediksikan semacam kostum unik Pesta Haloween. Dengan keunikan yang "wow". Namun Fita lebih
santun menggambarkannya. Batik dan manik-manik.
Dan tidak
seperti Little Miss Sun Sine, dimana rasa tidak percaya diri berakhir dengan
sad ending. Fiksi anak yang membidik usia 6-7 tahun ini berakhir senyum. Dan
kalimat yang menarik (halaman 63).
Syarat
menjadi seorang putri.
Hati yang
cantik.
Senyum yang
tulus.
Tidak malu
mengatakan apa yang disukai, meskipun orang lain tidak menyukainya .
Secara
keseluruhan gaya bahasa dan penuturan Fita mengalir lancar. Ukuran buku pun
nyaman dalam genggaman anak. Begitu pun huruf-hurufnya tidak mengakomodasi
mata.
Sayang
sekali Ilustrasi kurang banyak. Tidak semua bab terdapat ilustrasi.
Padahal, menurut wawancara dengan penulis, buku ini membidik usia 6-7 tahun.
Pada usia tersebut Ilustasi sangat memancing daya baca anak.
Namun
demikian karakter Mima, dengan rambut keriting meski dalam hitam putih,
tampak menggemaskan.
Tidak
meragukan lagi, isi buku ini mampu
mengangkat ilustasi yang minim dan tanpa
warna. Buku ini jauh lebih berkualitas daripada penampakannya. Tidak
mengherankan sebab harga yang ditawarkan juga tidak merusak kantong.
Pantas saja,
karena Fita Chakra yang mempunyai nama asli Fitria Chakrawati ini telah
menghasilkan 30 buku dengan segudang pengalaman dalam dunia parenting. Tidak
hanya tulisan serius, Fita juga menulis cerita-cerita kocak, diantaranya adalah
Princess Kocak, yang ditulis bersama Eka Desti Swaranindita.
Sebaik-baik
buku, tetap saja memiliki dampak negatif. Seperti kalimat awal resensi ini yang
dikutip dari halaman 43 Novel Mima dan Putri Jenna ini .
"Semoga
Mima sekarang mengerti bahwa menjadi putri tak perlu penampilan yang
mengesankan”
Bagaimana
jika anak benar-benar mengambil kesimpulan selamanya tidak perlu? Sesekali
tampil mengesankan perlu bukan?
Yup! Saya
sarankan Anda membeli buku ini.
Resensi ini
ditulis untuk merayakan milad PBA ketiga
Ahai ... keren resensinya mbak Aisyah, goodluck ^_^
BalasHapusMakasih Mb Tuti. Kemarin malam habis baca resensinya Mb Tuti, jadi manggut-manggut.
BalasHapus