Kerajaan semut berduka, banjir deras telah menghancurkan
kerajaan. Kayu yang menjadi sarang mereka tergenang, raja semut hilang.
Sebagian semut pekerja juga terseret air bah. Untunglah masih tersisa semut
penasehat. Mereka berunding diatas sebuah daun.
“Harus ada pengganti raja”
“Dia harus kuat “ jawab yang
lain
Akhirnya disepakati mengadakan
Sayembara. Raja baru harus kuat membawa jerami sambil
menyeberang. Bukan
menyeberang arus biasa. Tetapi arus deras akibat banjir
tersebut.
Melihat derasnya air, hanya
sepuluh ekor semut yang berani maju. Diantara
mereka adalah
Kin, Lontar, si kembar Ding dan Dong, serta
Bolot semut.
Keberanian
Bolot menjadi bahan candaan. Sebab Bolot selalu keliru. Diminta mengambil
pensil, keliru penghapus. Diminta mencari gula, remahan beras yang dibawa. Amboii!!
“Jangan-jangan, saat lomba, Bolot malah lari ke
darat!”
“Haha....”
Panitia Sayembara telah meletakkan daun di seberang. Diatasnya diletakkan jerami. Lomba pun dimulai. Tiga semut berbadan besar gagal di awal pertandingan. Arus deras menyeretnya.
Panitia Sayembara telah meletakkan daun di seberang. Diatasnya diletakkan jerami. Lomba pun dimulai. Tiga semut berbadan besar gagal di awal pertandingan. Arus deras menyeretnya.
“Sudah!! Percuma!! Kalian tidak
akan sampai! Lihat kami” seru semut-semut yang gagal dalam keadaan basah kuyub.
Lontar yang berbadan kurus
menjadi bimbang. Ah si tinggi besar saja
bisa terhanyut, apalagi, aku! Renang berbeda dengan lari!!. Lontar pun tak
jadi ikut.
“Hati-hati!! Arus sangat deras, aku belum mau mati!! “ Teriak Lontar
“Hati-hati!! Arus sangat deras, aku belum mau mati!! “ Teriak Lontar
Kin semut menoleh. BUK!! Kulit kayu
mendorong tubuhnya hingga menabrak Ding, Dong, dan Bolot yang berada
disebelahnya. Mereka semua terbawa arus. Untunglah Dong bisa naik kulit kayu.
Hingga mereka berempat selamat
“Mengapa menabrak kami?”
“Aku mendengar teriakan Lontar. Dia
takut arus. Maaf!”
“Haa?? Si Lontar? Bukankah dia pemenang lomba lari?... apalagi aku,” ujar
Ding ragu
“Apalagi Bolot!!... ,“ sahut
Dong
“Hahaha...” mereka terbahak
bersama.
Saat mereka menoleh. Bolot sudah terjun kembali ke air. Kin dan Ding memutuskan berhenti. Dong kembali masuk ke dalam air, Dong memang jago berenang. Hingga dalam berberapa detik Dong telah mendahului Bolot.
“Hai! Bolot kejar aku!!” Dong berenang miring, antenanya tampak berkilau. Bolot diam saja, berenang dengan santai. Dong menjadi geregetan
“Hai!! Kamu tahu! Jalan di depan masih panjang... Lontar dan Ding saja menyerah. Lihat ! Peserta lain sudah jauh di depan. Menyerah saja lah!”.
Dong menoleh. Jarak mereka semakin jauh. “ Dasar Bolot!!” Dengan tak sabar Dong mempercepat kayuhan tangannya, “Huh!!” dengusnya, lalu memutar kepalanya melihat depan dengan kesal.
Saat mereka menoleh. Bolot sudah terjun kembali ke air. Kin dan Ding memutuskan berhenti. Dong kembali masuk ke dalam air, Dong memang jago berenang. Hingga dalam berberapa detik Dong telah mendahului Bolot.
“Hai! Bolot kejar aku!!” Dong berenang miring, antenanya tampak berkilau. Bolot diam saja, berenang dengan santai. Dong menjadi geregetan
“Hai!! Kamu tahu! Jalan di depan masih panjang... Lontar dan Ding saja menyerah. Lihat ! Peserta lain sudah jauh di depan. Menyerah saja lah!”.
Dong menoleh. Jarak mereka semakin jauh. “ Dasar Bolot!!” Dengan tak sabar Dong mempercepat kayuhan tangannya, “Huh!!” dengusnya, lalu memutar kepalanya melihat depan dengan kesal.
BUK!!
Karena melihat ke belakang, Dong tidak tahu didepannya ada batu “ Aduh!!” Dong pingsan, kepalanya berdarah.
Untunglah ada regu penolong.
Bolot sampai terakhir di tempat Jerami.
“Hai!! Cepat kembali!” Seru semut penjaga jerami. “Kau, datang terakhir. Dan mereka semua tak beristirahat sepertimu!”
Sampai di arena semua menyambut dengan sorak-sorai!!!
“Bolot Hebat!! Bolot menang!!!”
Tetapi
Bolot malah bertopang dagu... “ Yang lain mana??”
“Hahahaha!!” semua orang menertawakan Bolot “ Kamu satu-satunya yang berhasil. Mereka menyerah saat kembali!!”
“Hahahaha!!” semua orang menertawakan Bolot “ Kamu satu-satunya yang berhasil. Mereka menyerah saat kembali!!”
Tapi Bolot masih saja bertopang dagu. Seekor
semut, mempersilakan Bolot duduk di kursi raja. Bolot terkejut dan berteriak
“ HORE!!! AKU MENANG!! “
Haa?!... Semua tersentak. Penghuni kerajaan semut baru sadar. Bahwa selama ini Bolot adalah semut yang tuli.
“ HORE!!! AKU MENANG!! “
Haa?!... Semua tersentak. Penghuni kerajaan semut baru sadar. Bahwa selama ini Bolot adalah semut yang tuli.
Siapa menyangka, bahwa kekurangan
pendengarannya, justru mengantarkannya menjadi pemenang. O,Lala ternyata, hanya suara yang baik, yang perlu didengar.
By Princess Aimy Nowa
Email harian Fajar- sakarimba@yahoo.com Semoga bermanfaat
By Princess Aimy Nowa
Email harian Fajar- sakarimba@yahoo.com Semoga bermanfaat